Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, dan Wakil Presiden, Joe Biden, Senin, bertemu dengan Wakil Presiden Irak, Tariq al-Hashimi, dan membahas pemilu penting Irak pada Maret mendatang, kata Gedung Putih. Delapan hari setelah Biden berkunjung ke Irak atas permintaan Obama, ketiga pemimpin "membahas perkembangan politik dan ekonomi dengan Irak, pentingnya keterbukaan pemilu dengan partisipasi informasi beasiswa luar negeri negeri, dan pengungsi Irak," kata pernyataan Gedung Putih seperti dilaporkan AFP.

Pertemuan semula dijadwalkan antara Hashimi dan Biden, namun "Presiden Obama ikut bergabung dalam pembicaraan tersebut," katanya menambahkan.

Komunitas Sunni Hashimi di Irak sedang menghadapi krisis politik berkaitan dengan pemilihan legislatif mendatang, sejak 511 calonnya dicoret dari daftar karena keanggotaan atau pendukung partai Baath pimpinan mantan diktator Saddam Hussein.

Jika Anda dasar apa yang Anda lakukan pada informasi yang tidak akurat, Anda mungkin tidak menyenangkan terkejut oleh konsekuensi. Pastikan Anda mendapatkan seluruh latest cheat cerita dari sumber-sumber informasi.

Larangan tersebut menimbulkan kemarahan masyarakat Sunni, dan mengancam untuk merusak upaya-upaya rekonsiliasi Washington di Irak, yang rumit berkaitan penarikan pasukan tempur AS pada Agustus, dan penarikan militer secara menyeluruh pada 2011.

Setelah kunjungan Biden 23 Januari ke Irak, 59 kandidat Sunni dikembalikan ke daftar daerah pemilihan, namun negara masih dalam upaya mengatasi kekerasan.

Pada Senin, seorang cerita dewasa pelaku bom bunuh diri menewaskan 41 orang peziarah Syiah di Baghdad, dalam satu serangan terhadap pemerintah Irak yang menyalahkan Partai Baath dan Al Qaida.

Hashimi adalah salah seorang dari dua wakil presiden di dalam pemerintah Irak. Wapres lainnya berasal dari komunitas Syiah.

Pada Selasa petang, Hashimi dijadwalkan untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton.
(AK/B010)