Miranshah, Pakistan (ANTARA News) - Gempuran pesawat tak berawak AS menewaskan delapan gerilyawan muslim di wilayah suku baratlaut Pakistan, Senin, serangan kedua dalam waktu 48 jam yang ditujukan pada kelompok-kelompok yang terkait dengan Al-Qaeda dan Taliban. AS meningkatkan serangan rudal terhadap gerilyawan yang menggunakan Waziristan Utara Pakistan sebagai tempat untuk merencanakan serangan-serangan terhadap pasukan pimpinan AS yang memerangi Taliban selama hampir sembilan tahun di negara tetangga, Afghanistan.

Sejumlah pejabat keamanan mengatakan, tiga rudal AS menghantam sebuah bangunan di daerah Khushali Toorkhel, sekitar 25 kilometer sebelah timur Miranshah, kota utama di Waziristan Utara.

"Sasarannya adalah sebuah kompleks militan milik para pengikut seorang komandan gerilya lokal, Haleem Khan," kata seorang pejabat keamanan senior Pakistan yang tidak bersedia disebutkan namanya kepada AFP.

"Delapan militan tewas dan beberapa lain cedera dalam serangan itu," kata seorang pejabat keamanan lain kepada AFP.

Pejabat-pejabat keamanan Pakistan mengatakan, sebagian besar dari mereka yang tewas adalah militan dari suku Mehsud di wilayah tetangga Waziristan Selatan, yang merupakan tempat asal dari banyak pemimpin tinggi dan anggota kelompok gerilya utama Pakistan, Tehreek-e-Taliban.

Sejumlah pejabat mengatakan bahwa Khan tidak termasuk diantara mereka yang tewas.

Ia diyakini memiliki hubungan dengan panglima perang Afghanistan yang terkait dengan Taliban, Hafiz Gul Bahadur, yang terkenal karena mengendalikan 2.000 gerilyawan di kawasan itu yang melancarkan serangan-serangan lintas batas terhadap pasukan asing yang ditempatkan di Afghanistan.

AS meningkatkan serangan pesawat tak berawak di Waziristan Utara tahun ini. Serangan terakhir Sabtu menewaskan tujuh militan.

Lebih dari 880 orang tewas dalam hampir 100 serangan pesawat tak berawak AS di Pakistan sejak Agustus 2008, dengan peningkatan serangan dalam setahun ini ketika Presiden Barack Obama menempatkan Pakistan pada fokus perangnya melawan Al-Qaeda.

Semakin banyak informasi otentik tentang latest cheat Anda tahu, semakin besar kemungkinan orang untuk mempertimbangkan Anda a latest cheat ahli. Baca terus untuk bahkan lebih latest cheat fakta bahwa Anda dapat berbagi.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Beberapa analis juga telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan kawasan suku lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan.

Pasukan keamanan melakukan operasi besar-besaran terhadap militan muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari 2009, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.

Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus 2008, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

AFP/M014