Ankara (ANTARA News) - Militer Turki Jumat mengatakan bahwa sedikitnya 130 pemberontak Kurdi tewas di Turki dan Irak utara yang berdekatan sejak Maret, dan memperingatkan bahwa kekeraran oleh militan itu akan meningkat lagi. Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang, yang memimpin pemberontakan 25 tahun terhadap Turki, belakangan ini telah meingkatkan serangannya, yang mendorong militer untuk melakukan sedikitnya dua serangan udara dan serangan darat skala kecil terhadap markas pemberontak itu di Irak utara.

Sebagian besar korban tewas PKK berasal dari serangan udara 20 Mei lalu di tempat persembunyian pemberontak di daerah Kakurk di Irak utara menyusul laporan intelijen bahwa sekelompok besar pemberontak telah bergerak ke arah Turki, kata Jendral Fahri Kir, kepala bagian operasi keamanan dalam negeri.

"Telah dimengerti dari informasi yang diperoleh bahwa pemberontak itu telah menderita lebih dari 100 kematian," kata Kir pada konferensi pers di Ankara.

Tigapuluh pemberontak PKK lainnya telah dinetralkan sejak awal Maret, termasuk mereka yang tertangkap masih hidup, kata jendral itu, yang menambahkan: "Karena itu, dimengerti bahwa kematian mereka sekitar 130 pada empat bulan terakhir."

Empatpuluh-tiga anggota pasukan keamanan juga tewas dalam periode yang sama, ia menambahkan.

Menurut Kir, sedikitnya lima pemberontak tewas dalam operasi darat lintas perbatasan Rabu ke Irak utara, yang didukung dengan serangan udara, untuk mengejar pemberontak yang telah menyerang penjaga perbatasan di provinsi Sirnak.

Tentara yang mengambil bagian dalam serangan itu kembali ke markas mereka pada hari yang sama, ia menambahkan.

Ada bentrokan hampir setiap hari dan serangan pemberontak yang berani sejak 1 Juni ketika PKK menyatakan berakhirnya gencatan senjata sepihak yang diberlakukan sejak April 2009.

Anda yang belum terbiasa dengan kata kunci pada% terbaru% kini memiliki setidaknya pemahaman dasar. Tapi ada lagi yang akan datang.

Kir mengatakan PKK telah berupaya untuk meningkatkan serangannya dan memperluasnya di daerah di luar Turki tenggara, dalam upaya untuk memperketat kendalinya atas pasukannya dan menekan pemerintah Ankara untuk menerimanya sebagai teman berbicara.

Dalam kekerasan terakhir, seorang pemberontak PKK tewas dan dua lainnya tertangkap dalam pertempuran Kamis malam di Turki timurlaut, tempat PKK berusaha untuk mendudukinya, kata Kir.

Di Provinsi Bakkari, di perbatasan dengan Irak, seorang penjaga desa tewas dan tiga lainnya terluka ketika mereka diserang pemberontak juga pada Kamis malam.

Pasukan bersenjata akan mengejar PKK "dengan kebulatan hati dan kesabaran hingga organisasi teroris separayis itu dinetralkan", kata Kir.

Didaftar sebagai organisasi teroris oleh Tuirki dan banyak masyarakat internasional, PKK mengangkat senjata untuk memperoleh pemerintahan sendiri di Turki tenggara yang sebagian besar penduduknya orang Kurdi pada 1984, yang memicu konflik yang menyebabkan 45.000 orang tewas.

Tahun lalu, pemerintah mengumumkan mereka akan memperluas kebebasan bagi penduduk Kurdi dalam upaya untuk memutus dukungan rakyat pada PKK dan mendorong pemberontak itu untuk meletakkan senjata mereka.

Prakarsa itu bagaimanapun telah goyah sejak itu karena pengadilan tertinggi negara tersebut melarang partai Kurdi penting, yang menimbulkan kerusuhan Kurdi, dan pendapat umum berbalik menentang pemerintah di tengah serangan-serangan berdarah PKK.

Bulan lalu pemimpin PKK Abdullah Ocalan, yang menjalani hukuman seumur hidup di Turki, dikutip mengatakan bahwa ia telah melepaskan upaya untuk mengusahakan pembicaraan dengan Ankara "sejak saya tidak dapat menemukan teman bicara".

Turki menolak pembicaraan dengan PKK dan mengataka pemberontak itu mau melepaskan perjuangan bersenjata mereka atau menghadapi militer, demikian AFP.

(S008/H-AK/S026)