Seoul (ANTARA News) - Ribuan tentara Korea Selatan, yang didukung belasan helikopter tempur, Senin melakukan serangan simulasi oleh Korea Utara dekat perbatasan mereka yang tegang, kata para pejabat militer. Ini adalah pelatihan militer terbesar sejak hubungan lintas perbatasan meningkat menyangkut tenggelamnya sbeuah kapal perang Korea Seltan (Korsel) 26 Maret dan menyusul satu pelatihan anti kapal selam oleh angkatan laut Korsel pekan lalu.

"Satu korps angkatan darat terlibat dalam pelatihan hari ini," kata seorang juru bicara Gabungan Kepala Staf kepada AFP.

Pelatihan itu diselenggarakan di sebuah sungai di daerah Hwacheon persis selatan perbatasan dengan Korea Utara (Korut), katanya.

Unjuk kekuatan militer itu termasuk sekitar 50 tank dan kendaraan lapis baja, yang menyeberangi sebuah jembatan gantung didukung belasan helikopter tempur dan meriam, kata para pejabat militer.

Kadang-kadang aspek yang paling penting dari suatu subjek tidak segera jelas. Jauhkan membaca untuk mendapatkan gambaran yang lengkap.

Pelatihan itu bertujuan untuk menguji tanggapan Korsel terhadap konflik terbatas atau perang besar-besaran dengan Korut, kata kantor berita Yonhap.

Ketegangan meningkat tajam sejak penyelidikan multinasional pada 20 Mei menyimpulkan sebuah kapal selam Korut mentorpedo yang membelah dua korvet Cheonon Korsel yang menewaskan 46 awaknya.

Korsel mengumumkan serangan tindakan balasan termasuk pemutusan hubungan perdagangan. Korsel, dengan dukungan AS dan Jepang berencana meminta Dewan Keamanan PBB mengenakan sanksi-- atau paling tidak kecaman terhadap Korut.

Banyak negara mengecam Korut atas tenggelamnya kapal itu, salah satu serangan-serangan militer terburuk terhadap Korsel sejak Perang Korea tahun 1950-1953.

Korut membantah keras terlibat dalam insiden itu dan akan melakukan aksi balasan dengan ancaman-ancaman perang , membuat hubungan semakin tegang.

Laksamana AS Michael Mullen, perwira penting militer AS, Ahad mengatakan ia menduga kemungkinan Korut mentorpedo kapal itu.
(H-RN/A024)