Khar, Pakistan, (ANTARA News)- Seorang pemimpin penting anti Taliban di Pakistan barat laut tewas dan tiga lainnya cedera akibat serangan bom, Jumat setelah mereka sholat Idul Adha, kata para pejabat. Shapoor Khan memimpin satu milisi untuk melawan gerilyawan Taliban di distrik Bajaur, Mamoond, salah satu dari tujuh distrik di daerah suku Pakistan tempat para pejabat Amerika Serikat mengatakan para gerilyawan Al Qaida bersekongkol akan melancarkan serangan terhadap pasukan Barat, sebagaimana dikutip dari AFP.

Ia tewas saat pulang ke rumah pada hari raya Idul Adha ketika sebuah bom meledak di kampung halamannya Badan, kata kepala pemerintah lokal Jamil Khan.

"Pemimpin suku itu tewas di tempat kejadian dan rekan-rekannya luka parah akibat ledakan itu," kata pejabat tersebut.

Khan pulang ke rumah setelah menjalankan sholat Idul Adha di sebuah masjid. Beberapa orang di Bajaur, yang berbatasan dengan Afghanistan, memulai perayaan itu sehari menjelang Idul Adha di Pakistan, kata pejabat itu.

Saya percaya bahwa apa yang telah Anda baca sejauh ini informatif. Bagian berikut ini harus pergi jauh ke arah membereskan segala ketidakpastian yang mungkin tetap.

Khan, yang berusia sekitar 40-tahunan adalah pengganti Malik Rehmatullah yang tewas akibat serangan bunuh diri di sebuah masjid tahun lalu bersama dengan sekitar 20 orang lainnya.

Kelompok gerilyawan Islam itu meningkatkan serangan-serangan di Bajaur sejak Pakistan melacarkan serangan besar-besaran yang bertujuan untuk menumpas Taliban di pangkalan utamanya di Waziristan Selatan bulan lalu.

Sasaran-sasaran paling populer gerilyawan di Pakistan adalah para pejabat keamanan, instalasi-instalasi pemerintah dan anggota suku yang bersekutu dengan pemerintah untuk melawan Taliban.

Para pejabat mengatakan tujuan dari peningkatan aksi kekerasan itu adalah untuk mengalihkan perhatian militer dari Waziristan Selatan, tempat sekitar 30.000 tentara melancarkan serangan darat dan udara selama enam pekan.

Aksi kekerasan terus berlangsung di Bajaur, walaupun serangan militer enam bulan yang dimulai Februari lalu yang menurut militer berhasil.

Ratusan gerilyawan bersembunyi di daerah-daerah suku semi otonomi Pakistan setelah pasukan pimpinan AS menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan akhir tahun 2001.(*)